A. PENGERTIAN RELIABILITAS
Syarat lain juga
penting bagi suatu intrumen evaluasi adalah terpenuhinya syarat kedua, yaitu
reliabilitas. Reliabilitas
diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut diuji
berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama
dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapa hasil korelasi yang
signifikan.
Ada juga
yang mengartikan dengan keandalan (reliability) artinya ketetapan/ketelitian
suatu alat evaluasi. Suatu tes/alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat
dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi yang dipentingakan disini
adalah ketelitian sejauh mana tes/alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
Reliabilitas alat penilaian adalah
ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilain tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila
hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan
waktunya terhadap siswa yang sama.
Misalnya siswa kelas V pada hari ini di tes
kemampuan matematikanya. Minggu berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil
dari ke dua tes relatif sama. Sungguhpun demikian, masih mungkin terjadi ada
perbedaan hasil untuk hal-ha tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu,
atau terjadinya perubahan pandangan siswa terhadap soal yang sama. Jika itu
terjadi, kelamahan terletak pada tes itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban
atau meragukan siswa. Dengan kata lain, derajat reliabilitasnya masih rendah.
B. METODE – METODE dalam RELIABILITAS
Methode-Methode
Yang Digunakan Untuk Mengetahui Tingakat Reliabilitas
Kandalan suatu tes dinyatakan dengan coefisient of reliability (r), yaitu dengan jalan mencari korelasi misalnya:
Kandalan suatu tes dinyatakan dengan coefisient of reliability (r), yaitu dengan jalan mencari korelasi misalnya:
1. Dengan metode dua tes : 2 tes yang paralel
dan setaraf (ekuivalue) diberikan kepada sekelompok anak. Hasil kedua tersebut kemudian
dicari korelasinya.
2. Dengan metode satu tes : sebuah tes diberikan
2 kali kepada sekelompok murid yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda.kedua
hasil tes itu kemudian dicari korelasinya.
3. Metode spit half (masih dengan 1 tes) :
suatu tes dibagi menjadi 2 bagian yang sama tingakat kesukarannya, sama isi dan
bentuknya kemudian dilihat skor masing-masing bagian. Dan dicari korelasinya. Cara
membagi mislnya dengan jalan semua item yang bernomor genap untuk tes A. Semua
yang yang bernomor ganjil untuk tes B. Setelah kita mendapat korelasi antar
setengah tes yang pertama (tes A) dan setengah tes yang ke kedua (tes B) untuk
menghitung keadaan seluruh tes itu digunakan rumus sebagai berikut: Keadaan
seluruh tes(r) : 2x (reliability half test)
1+ (reliabelity half test).
1+ (reliabelity half test).
4. Termasuk “Split Half Method: dengan cara
yang lain yang tidak memerlukan perhitungan korelasi, yaitu sebagi berikut.
Dengan menggunakan deviasi standar masing masing-masing dari ke 2 bagian tes
dan deviasi standart seluruh tes, rumusnya:
r=2(1-SI2+SII2)
S2t
S2t
Ket:SI:Ds
dari ½ tes yang pertama.
SII
: Ds dari ½ tes yang ke kedua.
St
: Ds dari seluruh tes
5. Dengan methode kuder-Richardo, yaitu
penerapan methode ini dengan persyaratan penggunaan skor dengan dua kemungkinan
yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Pada methode
ini ada KR-20 dan KR-21:
KR-21:r=n(s2t-npq)
n-1.s2t
KR-20:r=n(s2t-pq)
n-1 s2t
KR-20:r=n(s2t-pq)
n-1 s2t
ket:n=jumlah
item dalam tes.
St
= Ds untuk seluruh tes.
P
= man dibagi jumlah item.
q
= 1-p.
6. methode koefisian alpha metode ini
digunakan pada soal-soal yang tidak bisa dilakukan dengan penskoran 1 atau nol
seperti dalam bentuk tes essai. Jadi tidak bisa diterapkan pada butir-butir
yang tidak bisa diskor secara dikotomis, melainkan berbentuk rentangan.Rumusnya:
r1=
S21 = varian skor setiap butir.
S21
= Varians skor total
7. Methode perkiraan.Dengan menggunakan dua
macam tabel, satu tes yang dikatagorikn sebagai tes mudah dan satu lagi untuk
tes yang sulit. Cara menghitunt ini dapoat dilakukan berdasarkan jumlah butir
soal (n), rataan (r), dan simpangan baku (SB).
R=
(SX: N).
X=
Skor.
N=
Banyaknya sekor yang dihitung.
SB=
(Sx2 : N).
X
= selisih antara suatu skor dengan R
C. MACAM – MACAM RELIABILITAS
Ada beberapa tipe reliabelitas yang
digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing reliebelitas mempunyai
konsistensi yang berbeda-beda. Beberap tipe reliebelitas di antaranya:
tes-retes, ekivalen, dan belah dua yang ditentukan melalui korelasi.
Berbagai tipe tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
1) Relibalelitas Dengan
Tes-Retes
Reliabelitas
tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah
tes dari waktu ke waktu. Tes-Retes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari
penyelenggaraan satu tes evaluasi yang dilaksanakan dua kali atau lebih,
sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam
mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waktu tertentu
adalah sama hasilnya, ketika siswa itu dites lagi dengan tes yang sama. Dengan
melakukan tes-retes tersebut. Seorang guru akan mengetahui seberapa jauh
konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur.
Reliebelitas
tes retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
- Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
- Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
- Korelasikan kedua hasil tes tersebut.
Jika hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti reliabilias
tes adalah bagus. Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut
mempunyai konsistensi rendah.
2)
Reliabelitas Dengan Bentuk Ekivalensi
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang
hendak diukur reliabelitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap
tampilannya, kecuali substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut
sebaliknya mempunyai karate yang sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya
mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama,
mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai petunjuk, cara penskoran, dan
interpretasi yang sama.
Reliabilitas ekivalen, pada umumnya juga menggambarkan
bentuk konsisten alternative, yang dapat menunjukan variasi skor yang terjadi
dari bentuk tes evaluasi satu dengan bentuk tes lainnya. Akan tetapi perlu
diingat ialah bahwa pengambilan tes reliabilitas ekivalen ini akan dapat
mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban kembali
tes yang dibuat dalam sesi pertama, sehingga mereka dapat menjawab kembali tes
yang ke dua.
Tes reliabelitas secara ekivalen
dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Tentukan sasaran yang hendak dites
- Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
- Administrasinya hasilnya secara baik.
- Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kalinya pada kelompok tersebut
- Korelasikan kedua hasil skor tersebut
Perlu diketahui juga bahwa tes
ekivalensi mempunyai kelemahan yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara
esensial ekivalen adalah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan
pengukuran, kelemahan
dari metode ini adalah pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua
seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali
tes.
3) Reliebilitas Dengan Bentuk
Belah Dua
Reliabilitas belah dua ini termasuk
reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi
internal adalah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan
dalam setiap item tes evaluasi. Relibilitas belah dua ini pelaksanaanya hanya
satu kali.
Cara melakukan reliabilitas belah dua
pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
- Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
- Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada kelompok tersebut.
- Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil.
- Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan teknik pengukuran.
Formula
koreksi yang digunakan adalah menggunakan korelasi spearman brown, seperti
berikut :
rtotal =
D. MENGUKUR HOMOGENITAS
Cara
mengukur konsistensi internal lain, tidak harus dengan membagi tas menjadi 2
bagian. Mengukur homogenitas pada dasarnya adalah menghitung dua sumber
kesalahan yang muncul pada tes yang direncanakan. Kedua sumber kesalahan
tersebut yaitu : 1) content atau isi sampingan dari tes yang dibelah, dan 2) heterogenetitas tingkah
laku daerah (dominan) yang di sempel.
E. ALFA CRONBACH
Alfa cronbach pada
perinsipnya termasuk mengukur homoginitas yang di dalamnya memfokuskan pada dua
aspek penting, yaitu aspek isi (content) dan aspek heterogenitas dari tes
tersebut. Penerapan alfa cronbach, missalnya seorang peneliti menemukan varians
dari semua skor dari 1-5 tergantung optinal dipilih atau esai dengan angka yang
berbeda diberikan untuk setiap jawaban.
F. KESALAHAN BAKU dalam PENGUKURAN
Konsep lain yang
juga merefleksikan konsistensi suatutes adalah nilai keslahan baku pengukuran
(standard error of measurement). Kesalah baku pengukuran merupakan estimasi
tentang bagaimana seorang peneliti evaluasi mengaharapkan kesalahan dari tes
yang telah dibuat.
Formula kesalahan
baku pengukuran dapat di tunjukan seperti berikut.
Dimana
Sm : kesalahan baku pengukuran
SD : simpang baku skor tes
r : koefisien konsistensi
G. FAKTOR–FAKTOR yang MEMENGARUHI
RELIABILITAS
Koefisien reliabilitas dapat
dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang
terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di
antaranya sebagai berikut:
1.
Panjang tes,
semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur.
2.
Penyebaran skor, koefisien
reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam
kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi
koefisien reliable.
3.
Kesulitan tes, tes normative yang
terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor
reliabilitas rendah.
4.
Objektifitas, yang dimaksud dengan
objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang
sama.
H. PERSYARATAN KEGUNAAN
Syarat lain yang
juga perlu diperetimbangkan, ketika seorang guru hendak menggunakan instrument
evaluasi, yaitu kegunaan atau sering disebut usability. Beberapa pertimbangan
praktis yang perlu diperhatikan itu di antaranya seperti beriku :
1. Tes atau instrument
yang hendak di gunakan sebaiknya memiliki kemudahan administrasi yang di
dalamnya mengandung unsur : mudah diatur, disimpan, dan digunakan sewaktu –
waktu secara mudah.
2. Waktu yang
diperlukan untuk proses administrasi sebaiknya singkat, cepat, dan tepat.
3. Interumen sebaiknya
juga mudah diinterpresentasi oleh guru ahli maupun guru yang kurang mendapat
latihan di bidang instrument evaluasi.
4. Adanya beberapa
macam jenis intrumen yang memiliki ekivalensi sama sehingga bisa digunakan
sebagai pengganti atau variasi instrument.
5. Instrument evaluasi
sebaiknya memiliki karakteristik biaya murah, dan dapat dijangkau oleh guru
ayau sekolah yang hendak menggunakannya.
thanks ya,,,
ReplyDeletejdi gk prlu ngtik lgi nih...
hehehe
Betway Mobile App - JTG Hub
ReplyDeleteBetway Mobile App Features. We offer 안양 출장마사지 you 서귀포 출장마사지 a 성남 출장샵 variety of games. 아산 출장마사지 There is a wide 여주 출장안마 variety of betway sports for the iPhone, iPad and