Thursday 27 December 2012

PERSYARATAN RELIABILITAS INSTRUMEN

A.  PENGERTIAN RELIABILITAS
Syarat lain juga penting bagi suatu intrumen evaluasi adalah terpenuhinya syarat kedua, yaitu reliabilitas. Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapa hasil korelasi yang signifikan.
Ada juga yang mengartikan dengan keandalan (reliability) artinya ketetapan/ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes/alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi yang dipentingakan disini adalah ketelitian sejauh mana tes/alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilain tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama.
Misalnya siswa kelas V pada hari ini di tes kemampuan matematikanya. Minggu berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil dari ke dua tes relatif sama. Sungguhpun demikian, masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk hal-ha tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu, atau terjadinya perubahan pandangan siswa terhadap soal yang sama. Jika itu terjadi, kelamahan terletak pada tes itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban atau meragukan siswa. Dengan kata lain, derajat reliabilitasnya masih rendah.

B.  METODE – METODE dalam RELIABILITAS
Methode-Methode Yang Digunakan Untuk Mengetahui Tingakat Reliabilitas
Kandalan suatu tes dinyatakan dengan coefisient of reliability (r), yaitu dengan jalan mencari korelasi misalnya:
1.     Dengan metode dua tes : 2 tes yang paralel dan setaraf (ekuivalue) diberikan kepada sekelompok anak. Hasil kedua tersebut kemudian dicari korelasinya.
2.    Dengan metode satu tes : sebuah tes diberikan 2 kali kepada sekelompok murid yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda.kedua hasil tes itu kemudian dicari korelasinya.
3.    Metode spit half (masih dengan 1 tes) : suatu tes dibagi menjadi 2 bagian yang sama tingakat kesukarannya, sama isi dan bentuknya kemudian dilihat skor masing-masing bagian. Dan dicari korelasinya. Cara membagi mislnya dengan jalan semua item yang bernomor genap untuk tes A. Semua yang yang bernomor ganjil untuk tes B. Setelah kita mendapat korelasi antar setengah tes yang pertama (tes A) dan setengah tes yang ke kedua (tes B) untuk menghitung keadaan seluruh tes itu digunakan rumus sebagai berikut: Keadaan seluruh tes(r) : 2x (reliability half test)
1+ (reliabelity half test).
4.    Termasuk “Split Half Method: dengan cara yang lain yang tidak memerlukan perhitungan korelasi, yaitu sebagi berikut. Dengan menggunakan deviasi standar masing masing-masing dari ke 2 bagian tes dan deviasi standart seluruh tes, rumusnya:
r=2(1-SI2+SII2)
S2t
Ket:SI:Ds dari ½ tes yang pertama.
SII : Ds dari ½ tes yang ke kedua.
St : Ds dari seluruh tes
5.    Dengan methode kuder-Richardo, yaitu penerapan methode ini dengan persyaratan penggunaan skor dengan dua kemungkinan yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Pada methode ini ada KR-20 dan KR-21:
KR-21:r=n(s2t-npq)
n-1.s2t
KR-20:r=n(s2t-pq)
n-1 s2t
ket:n=jumlah item dalam tes.
St = Ds untuk seluruh tes.
P = man dibagi jumlah item.
q = 1-p.
6.    methode koefisian alpha metode ini digunakan pada soal-soal yang tidak bisa dilakukan dengan penskoran 1 atau nol seperti dalam bentuk tes essai. Jadi tidak bisa diterapkan pada butir-butir yang tidak bisa diskor secara dikotomis, melainkan berbentuk rentangan.Rumusnya:
r1= S21 = varian skor setiap butir.
S21 = Varians skor total
7.    Methode perkiraan.Dengan menggunakan dua macam tabel, satu tes yang dikatagorikn sebagai tes mudah dan satu lagi untuk tes yang sulit. Cara menghitunt ini dapoat dilakukan berdasarkan jumlah butir soal (n), rataan (r), dan simpangan baku (SB).
R= (SX: N).
X= Skor.
N= Banyaknya sekor yang dihitung.
SB= (Sx2 : N).
X = selisih antara suatu skor dengan R
C.  MACAM – MACAM RELIABILITAS
Ada beberapa tipe reliabelitas yang digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing reliebelitas mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Beberap tipe reliebelitas di antaranya: tes-retes, ekivalen, dan belah dua yang ditentukan melalui korelasi.

Berbagai tipe tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1)      Relibalelitas Dengan Tes-Retes
Reliabelitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-Retes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang dilaksanakan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waktu tertentu adalah sama hasilnya, ketika siswa itu dites lagi dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut. Seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur.
Reliebelitas tes retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
  1. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
  2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
  3. Korelasikan kedua hasil tes tersebut.
Jika hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti reliabilias tes adalah bagus. Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.
2)      Reliabelitas Dengan Bentuk Ekivalensi
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak diukur reliabelitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, kecuali substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaliknya mempunyai karate yang sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai petunjuk, cara penskoran, dan interpretasi yang sama.
Reliabilitas ekivalen, pada umumnya juga menggambarkan bentuk konsisten alternative, yang dapat menunjukan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes evaluasi satu dengan bentuk tes lainnya. Akan tetapi perlu diingat ialah bahwa pengambilan tes reliabilitas ekivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban kembali tes yang dibuat dalam sesi pertama, sehingga mereka dapat menjawab kembali tes yang ke dua.
Tes reliabelitas secara ekivalen dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Tentukan sasaran yang hendak dites
  2. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
  3. Administrasinya hasilnya secara baik.
  4. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kalinya pada kelompok tersebut
  5. Korelasikan kedua hasil skor tersebut
Perlu diketahui juga bahwa tes ekivalensi mempunyai kelemahan yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekivalen adalah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran, kelemahan dari metode ini adalah pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.


3)      Reliebilitas Dengan Bentuk Belah Dua
Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi internal adalah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam setiap item tes evaluasi. Relibilitas belah dua ini pelaksanaanya hanya satu kali.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan sebagai  berikut:
  1. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
  2. Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada kelompok tersebut.
  3. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil.
  4. Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan teknik pengukuran.
Formula koreksi yang digunakan adalah menggunakan korelasi spearman brown, seperti berikut :
rtotal =   


D.  MENGUKUR HOMOGENITAS
Cara mengukur konsistensi internal lain, tidak harus dengan membagi tas menjadi 2 bagian. Mengukur homogenitas pada dasarnya adalah menghitung dua sumber kesalahan yang muncul pada tes yang direncanakan. Kedua sumber kesalahan tersebut yaitu : 1) content atau isi sampingan dari tes  yang dibelah, dan 2) heterogenetitas tingkah laku daerah (dominan) yang di sempel.
E.  ALFA CRONBACH
Alfa cronbach pada perinsipnya termasuk mengukur homoginitas yang di dalamnya memfokuskan pada dua aspek penting, yaitu aspek isi (content) dan aspek heterogenitas dari tes tersebut. Penerapan alfa cronbach, missalnya seorang peneliti menemukan varians dari semua skor dari 1-5 tergantung optinal dipilih atau esai dengan angka yang berbeda diberikan untuk setiap jawaban.

F.  KESALAHAN BAKU dalam PENGUKURAN
Konsep lain yang juga merefleksikan konsistensi suatutes adalah nilai keslahan baku pengukuran (standard error of measurement). Kesalah baku pengukuran merupakan estimasi tentang bagaimana seorang peneliti evaluasi mengaharapkan kesalahan dari tes yang telah dibuat.
Formula kesalahan baku pengukuran dapat di tunjukan seperti berikut.
Dimana
Sm : kesalahan baku pengukuran
SD : simpang baku skor tes
r : koefisien konsistensi

G.  FAKTOR–FAKTOR yang MEMENGARUHI RELIABILITAS
Koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai berikut:
1.           Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur.
2.          Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliable.
3.          Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4.          Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.

H. PERSYARATAN KEGUNAAN
Syarat lain yang juga perlu diperetimbangkan, ketika seorang guru hendak menggunakan instrument evaluasi, yaitu kegunaan atau sering disebut usability. Beberapa pertimbangan praktis yang perlu diperhatikan itu di antaranya seperti beriku :
1.     Tes atau instrument yang hendak di gunakan sebaiknya memiliki kemudahan administrasi yang di dalamnya mengandung unsur : mudah diatur, disimpan, dan digunakan sewaktu – waktu secara mudah.
2.    Waktu yang diperlukan untuk proses administrasi sebaiknya singkat, cepat, dan tepat.
3.    Interumen sebaiknya juga mudah diinterpresentasi oleh guru ahli maupun guru yang kurang mendapat latihan di bidang instrument evaluasi.
4.    Adanya beberapa macam jenis intrumen yang memiliki ekivalensi sama sehingga bisa digunakan sebagai pengganti atau variasi instrument.
5.    Instrument evaluasi sebaiknya memiliki karakteristik biaya murah, dan dapat dijangkau oleh guru ayau sekolah yang hendak menggunakannya.

2 comments:

  1. thanks ya,,,
    jdi gk prlu ngtik lgi nih...
    hehehe

    ReplyDelete
  2. Betway Mobile App - JTG Hub
    Betway Mobile App Features. We offer 안양 출장마사지 you 서귀포 출장마사지 a 성남 출장샵 variety of games. 아산 출장마사지 There is a wide 여주 출장안마 variety of betway sports for the iPhone, iPad and

    ReplyDelete